| Sequel | Pabo! Are you jelous ?

COVER PABO ARE YOU JELOUS FIX-vert

Title : Pabo! Are you jelous ? [seq. Pabo! Saranghae]

Author : HCV_1

Cast : Do Kyung Soo | Shin In Ah

Genre : Romance

Length : Oneshoot

Rating : PG-15

Annyeong ! Ehemm…. We ore one! HCV_1 imnida!

Ok author mau ngasih ceramah, eh engga deh…..emang ini pengajian ? Author cuma mau curhat sedikit nih~ jiah kumat deh~ Maaf ya sequel ini baru tewujud setelah sekian lama kesimpen *bow bareng Dio & In Ah* Sebenernya sih udah hampir jadi, cuma engga tau kenapa author ngerasa aneh sama ceritanya. Dengan amat sangat terpaksa author menghapus dan mengubah alurnya. Eh taunya author khilaf, ceritanya jadi kepanjangan dan mungkin berlente-lente, eh maaf bertele-tele maksudnya dan engga menarik bahkan membosankan -__- Dan typo juga masih banyak mengahantui karya author ini *deep bow*

Maaf sebelumnya author agak keras

Buat lo yang ngaku anak K-Popers jangan pernah copas cerita orang lain atau berusaha menjadi plagiat ! Kalo lo anak K-Popers tunjukin ke orang-orang lo bukan plagiat dan lo juga anak yang keratif! Karena anak K-Popers adalah orang-orang penyuka Korea yang pemikirannya kreatif bukannya plagiator yang kreatif!

Author disini juga paling engga suka ada SILENT READER! Karena seorang siders sangat dibenci oleh para author seperi kami ini

Ok deh , selamat membaca ^^

 

∞∞∞∞∞∞

 

Aku sudah jatuh cinta padamu dalam hatiku

Hanya kaulah segalanya bagiku, surgaku

Aku berdoa untuk saat ini dengan mata tertutup

Aku sudah menunggu hari ini begitu lama

Hari ini adalah satu-satunya kesempatan, aku akan mengambil langkah pertama

 

 

 

Dua tahun sudah……….

Hari ini aku akan kembali ke negara asal orang tuaku

Negara dimana seseorang menungguku dengan sabar dan menunggu ku dengan segenap—cintanya.

 

 

-Seoul-

Seorang gadis berambut panjang berparas cantik terlihat sedang menjejaki jalan setapak di taman dekat apartemennya. Ia sangat merindukan suasana di Seoul. Ia menatap dua ekor burung merpati yang kini sedang bertengger di salah satu ranting pohon.

Ia tersenyum saat melihat ke dua burung yang nampak sedang memadu kasih, mengingatkan ia akan suatu kenangan manis. Yang hingga saat ini masih terukir indah di hati dan pikirannya walau terbentang jarak dan waktu.

 

BRAK

 

“Aaaaa !!” teriaknya terkejut karena seekor anjing berukuran cukup besar menerjangnya dari depan. Tanpa sempat menghindar ia diterjang hingga terjatuh di rumput.

 

“Hahahahahah, hentikan hentikan” ucap gadis itu yang merasa geli karena dijilat oleh anjing besar itu. Anjing itu tidak menggigitnya tapi hanya menjilatinya. Anjing itu terus menjilati sang gadis seperti mengajak bermain.

“Biso ! Stop” seru sang pemilik sambil mengambil langkah seribu mendekati gadis itu karena anjingnya membuat ulah.

Sang anjing yang bernama Biso itupun langsung berhenti menjilati gadis yang diterjangnya, begitu ia mendengar perintah dari sang majikan. Dan ia pun langsung duduk manis , menggoyang-goyangkan ekornya dan menjulurkan lidahnya. Ia nampak menggemaskan dengan tingkah laku seperti itu.

“Maaf anjing ku telah mengganggumu” ucap seorang namja menyesal. Namun sang anjing malah menggonggong. Sepertinya ia mengerti apa yang dikatakan oleh sang majikan, ia  tidak terima dikatakan mengganggu.

“Ah, ne gwenchana” ucap gadis itu membersihkan dirinya dari rumput yang menempel di tangan dan kakinya. Gadis itu mengambil posisi jongkok, tepat di depan anjing yang bernama Biso itu. Kemudian mengelus-elus kepalanya. Ia tidak keberatan anjing itu mengajaknya bermain.

“Apa kau terluka?” tanya namja itu khawatir. Ia masih memasang wajah tak enak , karena tingkah anjingnya menerjang gadis itu hingga terjatuh. Ia sungguh menyesal karena anjingnya bertingkah tidak sopan pada orang lain.

“Ani, anjing mu itu tidak menyerang ku kok. Ia hanya mengajak ku bermain” gadis itu menjelaskan lalu tersenyum manis. Senyum yang membuat namja yang ada di depannya itu terpesona sesaat. Senyumnya itu menambah keelokan parasnya.

“Jadi namanya Biso ya ?” tanya sang gadis. Yang membuat namja itu tersadar dari keterpesonaannya terhadap gadis yang kini ada di hadapannya.

“Ne, ia sepertinya menyukai mu. Karena tidak bisaanya ia menerjang orang lain yang tidak ia kenal tiba-tiba seperti itu. Sekali lagi aku minta maaf atas kejadian tadi” ujar namja itu masih tampak menyesal. Ia membungkukan badannya untuk meminta maaf.

“Ani~ , aku kan sudah mengatakan tidak apa-apa. Lagi pula aku menyukai anjing mu ini. Ia sangat menggemaskan” balas sang gadis kemudian tersenyum lebar sambil menatap Biso. Ia nampak sangat menyukai anjing itu. Ia mengelus-elus kepala anjing berjenis golden itu. Biso sangat menikmati elusan sang gadis.

Namja itu kemudian menyunggingkan senyum di wajahnya walau ada sedikit keraguan dibenaknya.

 

“Apa aku boleh mengajak Biso bermain emm─ ? ” tanya sang gadis dengan wajah penuh tanya karena ia tidak tahu nama namja yang ada di hadapannya ini, karena belum sempat berkenalan.

“Ah , aku belum memperkenalkan diri. Nama ku Zhang Yixing, kau boleh mamanggil ku Lay” pria itu langsung tertegun setelah menatap wajah gadis itu, ia langsung memperkenalkan dirinya sambil tersenyum manis. Senyum yang mampu membuat gadis-gadis yang melihatnya meleleh karena senyumnya sangat manis selain itu wajahnya juga tampan.

“Jadi nama mu Lay ya, nama ku Shin In Ah, kau bisa memanggil ku In Ah. Sanang berkenalan dengan mu” ujar gadis itu seraya menyunggingkan senyum yang mengembang di bibirnya. Ia sangat senang bisa bertemu dengan namja seperti Lay.

Namun saat In Ah mengatakan itu , Biso menggonggong keras kearah In Ah seperti memprotes.

“Ah , kau juga Biso. Senang bertemu dengan mu” ucap In Ah kemudian mengelus kepala anjing besar itu. Ia hanya menjulurkan lidahnya.

“Wah , nampaknya Biso menyukai mu In Ah”

“Iya , apa boleh ku ajak dia bermain ?” tanya In Ah dengan mata memohon.

“Tentu saja boleh” sahut Lay karena tidak tahan melihat tatapan memohon In Ah.

In Ah dan Biso berlari-larian di taman, ia nampak senang sekali bermain bersama Biso. Ia tertawa keras saat Biso berhasil menyeruduknya hingga terduduk di rumput. Biso juga nampak senang bermain dengan In Ah. Lay hanya bisa melihat anjingnya bermain dengan yeoja bewajah sempurna seperti In Ah. Ia tertawa pelan saat anjingnya mulai menjilati In Ah lagi.

“Gadis yang lucu” gumam Lay. Kata-kata itu begitu saja keluar dari mulutnya. Ia kemudian tersenyum sendiri.

“Lay ayo ikut bermain bersama kami” teriak In Ah pada Lay dari kejauhan. Ia melambai-lambaikan tangannya, yang diikuti oleh gonggongan Biso. Biso menggoyang-goyangkan ekornya.

“Lihatlah Biso memintamu untuk ikut bermain juga” teriak In Ah lagi. Lay hanya tersenyum manis membalas ajakan In Ah.

“Baiklah” sahutnya dengan suara keras, kemudian ia bangkit dari posisi duduknya. Ia menghampiri In Ah dan Biso dengan membawa sebatang ranting kayu yang tadi sempat ia ambil saat berjalan menghampiri In Ah dan Biso.

“Biso, bagaimana kalu kita bermain lempar kayu ?” tanya Lay pada Biso. Biso menjawab ajakan Lay itu dengan gonggongannya yang keras.

“Bersiap Biso” ucap Lay seraya manunjukkan ranting pohon yang ia pegang pada Biso. Biso menggonggong lalu menggoyang-goyangkan ekornya lebih kencang. Ia berguling-guling di rumput saking senangnya lalu duduk dengan tenang.

Lay melempar ranting pohon itu dengan kencang hingga terlempar jauh. Biso langsung melesat kencang mencari ranting yang dilempar oleh Lay tadi.

“Tangkap itu Biso” teriak Lay pada Biso.

“Ayo Biso kau pasti bisa” ucap In Ah menyemangati Biso.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Biso untuk menemukan ranting pohon yang dilemparkan oleh Lay tadi, karena ia sudah sangat sering bermain seperti ini dengan Lay jadi ia sudah cukup terlatih.

Biso berhasil menemukan ranting pohon itu kemudian ia menggigitnya untuk di bawa pada Lay. Ia berlari dengan kencang menghampiri Lay dan meletakkan ranting itu di depan kaki Lay. In Ah bertepuk tangan kagum karena Biso berhasil menemukan ranting pohon itu dengan cepat. Nampak jelas dari wajah In Ah ia kagum dengan Lay karena bisa melatih anjingnya dengan baik.

“Anjing pintar” ucap Lay pada Biso kemudian mengelus-elus kepala Biso , Biso nampak sangat menikmati kepalanya di elus oleh sang majikan.

“Kau mau mencobanya In Ah ?” tanya Lay pada In Ah.

“Boleh ?” In Ah berbalik bertanya dengan wajah yang sumringah.

“Tentu saja” ucap Lay dengan menunjukkan senyum di wajahnya.

Lay menyerahkan ranting pohon itu pada In Ah. Biso mengonggong senang karena ia akan bermain lempar tangkap lagi. Ia menggonggong dan menggoyangkan ekornya sesekali ia menjulurkan lidahnya juga.

“Kau sudah siap Biso ?” tanya In Ah bersiap untuk melempar ranting pohon itu.

Biso menggonggong sangat keras.

In Ah melempar ranting pohon itu , walaupun tidak sejauh lemparan Lay. Biso dengan segera berlari mencari ranting pohon itu namun dengan cepat ia berhasil menemukan ranting pohon yang dilempar In Ah tadi lalu meggigitnya. Kemudian ia berlari kearah In Ah. Ia menyerahkan ranting pohon itu kepada In Ah dengan meletakkannya tepat di depan kaki In Ah seperti yang ia lakukan tadi.

“Kau anjing yang pintar Biso” ucap In Ah gemas kemudian memeluk Biso sambil mengacak-acak bulunya. Biso hanya menjulurkan lidahnya dan menggoyang-goyangkan ekornya kemudian ia menjilati wajah In Ah. Ia nampak senang.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 sore

“Sampai bertemu besok Biso” ucap In Ah , ia terlihat sangat senang. Ia sungguh senang di hari pertamanya kembali ke Seoul ia bisa bertemu dengan orang yang menyenangkan seperti Lay dan tentunya dengan Biso juga.

Biso hanya menjawab dengan gonggongannya.

“Sampai jumpa besok Lay” ucap In Ah kemudian melambaikan tangannya pada Lay dan Biso.

Lay hanya membalas lambaian tangan In Ah dengan senyuman. In Ah kemudian pergi menjauh hingga ia tidak terlihat lagi.

“Biso apa kau senang bemain dengan In Ah ?” tanya Lay pada Biso. Biso menjawab dengan gonggongannya.

“Aku juga. Ia gadis yang menarik”

Lay kemudian membalikkan badannya , ia berjalan pulang menjuju apartemennya sambil memegang tali pengikat yang dipasangnya di leher Biso. Biso mengikuti kangkah kaki Lay.

 

 

 

-oOo-

 

 

 

“Kenapa aku tidak bisa menghubungi mu sih In Ah ?” ucap Kyung Soo.

“Kemana saja kau beberapa hari ini ?” ucap Kyung Soo lagi.

Ia memandangi layar ponselnya , ia mengusap pelan wallpaper ponselnya. Nampak wajah In Ah saat tertidur pulas. Wajah yang sangat polos , wajah yang nampak seperti anak kecil. Wajah tanpa dosa, yang terlihat hanyalah ekspresi yang sangat ringan tanpa beban berat.

Ia menyunggingkan senyum sesaat saat menatap gambar yang menjadi wallpaper ponselnya.

“Yaaa, pabo ! Setidaknya kau beri aku kabar” ucapnya pada ponsel yang ia pegang. “In Ah pabo ! Aishhh jeongmal pabo !” ucapnya kesal kemudian mengacak rambutnya kasar. Perasaan yang ada di dadanya kini mampu membuatnya sesak. Sesak akan kerinduan yang terpendam.

 

 

 

-oOo-

 

 

 

In Ah memasukan kunci apartemennya, kemudian ia membuka pintunya. Ia masuk ke dalam apartemennya , kemudian menutup pintu itu lagi. Pintu itu terkunci secara otomatis.

“Aku pulang” ucapnya.

Apartemennya nampak sepi, bagaimana tidak… ia baru saja tadi pagi sampai di Bandara Incheon setelah perjalanan panjangnya selama menaiki pesawat. Dan begitu ia sampai di apartemen yang di belikan oleh ayahnya, ia langsung merebahkan diri di kasur yang terasa sangat empuk baginya. Karena ia terlalu lama duduk di pesawat dan itu membuat pantatnya sakit.

Ia tertidur pulas hingga waktu menunjukkan pukul 03.45 siang. Dan tiba-tiba saja ia ingin berkeliling di sekitaran apartemennya hanya untuk melihat-lihat yang  tanpa sengaja membawanya sampai ke taman yang ada beberapa meter dari gedung apartemennya. Dan di sana ia bertemu dengan Lay dan anjing yang bernama Biso.

Ia membuka lemari pendingin , hendak mengambil air dingin tapi…. lemari pendinginnya kosong.

“Sepertinya aku harus pergi berbelanja” ucapnya.

Ia mengambil tasnya yang masih tergeletak manis di kasur. Ia membuka tasnya hendak mengambil ponselnya. Namun ponselnya mati karena ia lupa karena baterainya habis. Ia mengambil charger dan memasangkannya pada ponselnya. Ia meninggalkan ponselnya di kamar.

Ia berjalan menuju ke sebuah supermarket , sesampai di sana ia mengambil keranjang belanjaan. In Ah memasukkan beberapa kantong tissue, beberapa kotak susu, bebepa roti tidak lupa dengan selai stroberi, telur dan juga tepung.

Namun saat ia mengambil mi ramen instan , ia melihat seseorang yang sangat familiar baginya. Orang yang sangat ingin ia temui , tapi dengan berat hati ia harus menahannya untuk sementara waktu ini.

“Aishh…kenapa ia di sini sih ?!” ucap In Ah.

Dengan segera ia mengambil mie ramen instan dalam jumlah yang banyak untuk cadangan di apartemennya. Ia harus cepat-cepat meninggalkan supermarket itu agar ia tak dilihat.

Ia buru-buru menuju meja kasir , dengan tergesa-gesa ia membayar dan dengan segera ia berjalan keluar dengan membawa belanjaannya. Ia sesekali menoleh ke belakang untuk melihat apakah ia terlihat oleh orang itu. Dan sepertinya tidak.

Setelah merasa cukup jauh dari jarak  pandang orang itu, In Ah menghela napas panjang. Ia terlihat lelah setelah menenteng belanjaan yang lumayan berat sambil berjalan tergesa-gesa. Ia memutuskan untuk duduk di kursi yang ada di dekatnya.

“Huft…….hampir saja, jika tidak cepat-cepat tamatlah riwayatku” keluhnya.

Ia menggulung sedikit lengan jaketnya. Menatap jam yang melekat di pergelangan tangannya.

“Aisshhh…sudah jam segini ? Aku harus cepat-cepat pulang”

Ia mengambil barang belanjaannya dan dengan segera melangkah pulang menuju apartemennya. Ia berjalan riang hingga tak sadar ada seseorang yang mengikutinya…

 

 

 

-oOo-

 

 

 

[Kyung Soo Pov]

 

“Hmmm…..yang ini saja aku ambil” ucap ku setelah lama memilih mayonaise yang akan ku gunakan untuk memasak nanti.

 

Tunggu dulu…….apa dia In Ah ?

Tapi tak mungkin , bukannya ia sedang di Amerika ?

Tapi……dia sangat mirip……mungkin hanya perasaan ku saja. Mungkin karena aku sangat merindukannya…..

Tapi……..

 

Aku memperhatikan seorang gadis yang sangat mirip dengan In Ah , ia saat ini terlihat sedang terburu-buru mengambil mie instan.

 

Mungkin hanya perasaan ku saja……

 

Aku melihat gadis itu segera kekasir untuk membayar, lalu kulanjutkan pada kesibukan ku untuk memilih-milih bahan untuk memasak di rumah karena eomma dan appa akan keluar kota untuk berlibur beberapa hari.

 

Aku segera ke kasir membayar barang belanjaan ku , namun saat aku melihat gadis itu lagi……..

 

Aku akan menjadi gila jika aku tak memastikan itu In Ah atau bukan

Dasar In Ah pabo !

 

Dengan tergesa-gesa ku bayar barang belanjaan ku dan mengikuti gadis itu dari belakang.

Namun saat di perjalanan ia berhenti sejenak untuk duduk beristirahat. Ia terlihat sedang berbicara sendiri. Gadis itu seperti In Ah….In Ah memiliki kebisaaan—suka menggerutu.

 

Ahkhhh !!!! Wajah gadis itu sedikit tertutup rambutnya yang panjang, susah untuk meyakinkan ku apakah itu si pabo atau bukan.

 

Gadis itu nampak sedang melihat jam tangannya dan dengan segera melangkahkan kakinya lagi dengan membawa barang belanjaan yang cukup berat.

“Sebuah apartemen ?” gumam ku.

Aku mengikuti gadis itu. Hingga akhirnya ia masuk ke dalam apartemennya. Dan aku tetap memperhatikannya dari jauh.

 

 

 

-oOo-

 

 

 

[In Ah Pov]

 

“Ahhhh…….akhirnya aku sampai dirumah juga” ucap ku kemudian duduk di sofa yang terletak di ruang tengah.

Aku membuka jaket ku , membiarkannya tergeletak di sofa. Lalu ku ikat rambut ku untuk bersiap memasak. Bukan memasak dalam arti sesungguhnya , hanya memasak yah──mi instan.

Karena aku sangat tidak bisa memasak , baru belakangan ini aku bisa merebus mi instan. Dan itu sangat membanggakan bagiku.

 

Aku mengambil panci yang digunakan untuk merebus mi ramen instan. Namun baru saja aku menyalakan kompor dan meninggalkannya sebentar ke toilet tiba-tiba sudah tercium bau hangus.

Dengan segera aku berlari menuju dapur , namun….

 

BRUAK

 

“Awwww !!!!!” teriakku karena terpeleset.

 

TING

 

TONG

 

Aku berusaha bangun dari posisi ku terjatuh tadi.

“Tunggu sebentar” teriakku.

 

Aku membuka pintu dan……

 

 

 

 

-oOo-

 

 

 

[Normal Pov]

 

In Ah membelalakan matanya. Pantatnya yang tadi terasa sakit, tiba-tiba rasa sakit itu hilang menguap karena keterkejutan yang amat sangat.

Orang yang ada di hadapannya kin…. Do Kyung Soo

Kyung Soo juga terlihat tersentak ia sungguh terkejut dengan apa yang ada di hadapannya, setelah ia meyakin kan diri untuk menekan bel. Dan saat pintu apatemen itu terbuka…… ia benar-benar Shin In Ah.

 

 

“Pabo !” ucap kyung Soo. Namun In Ah belum sadar dari keterkejutannya. Kyung Soo kemudian masuk ke dalam apartemen In Ah tanpa mempedulikan sang pemilik yang masih terpaku karena kedatangannya yang sangat tidak terduga itu.

 

Kyung Soo dengan cepat menuju ruang dapur , untuk melihat sumber dari bau hangus yang ia cium. Ia mematikan kompor yang masih menyala. Ia mengangkat panci itu dan segera manaruhnya ke bak cucian dengan kain lap tentunya agar tangannya terlindung. In Ah masih mematung di pintu.

 

“Yaaa !!!  Pabo apa yang kau lakukan ? Kau ingin membakar apartemen mu ya ?” teriak Kyung Soo pada In Ah. In Ah yang tadi masih membeku , kini sudah mendapatkan kesadarannya kembali karena teriakan Kyung Soo.

 

“Ke…kenapa kau ada…ada di sini ?” ucap In Ah tergagap begitu menatap mata Kyung Soo yang terlihat marah. Kyung Soo menatap In Ah tajam setelah mendengar perkataan In Ah. Ia kesal pada gadis yang ada di depannya kini.

 

“Kau benar-benar pabo!” desis Kyung Soo. Dengan segera ia menarik In Ah kedalam pelukannya. In Ah terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Kyung Soo saat ini. Ia berada dalam dekapan hangat Kyung Soo. Dekapan hangat yang sudah lama ia rindukan. Yang sudah lama ia tahan, ia tahan agar ia tak langsung menemui pria yang mampu mengisi kekosongan dalam relung-relung hatinya.

In Ah mendengar degup jantung Kyung Soo yang terdengar sangat cepat itu dengan jelas. Ia tersenyum dalam pelukan Kyung Soo yang hangat itu. Namun Kyung Soo melepas pelukannya.

“Kau itu , sungguh membuat ku cemas” ucapnya ketus.

“Kyung Soo……” ucapan In Ah terputus.

“Apa kau tidak apa-apa ?” ucap Kyung Soo masih menunjukkan wajah yang ketus tapi suaranya terdengar mulai melunak.

“Kyung….” In Ah tak mampu melanjutkan ucapannya.

“Aku tadi mendengar suara keras dari luar, apa kau terjatuh ?” ucapnya masih saja menunjukkan wajah ketusnya itu.

“Kyung Soo’ah aku lapar” ucap In Ah dengan suara yang bergetar seperti ingin menangis. Ia masih tidak percaya pria ini ada di hadapannya. Pria yang ada di hadapannya sekarang ini tadi mendekap hangat tubuhnya. Pria ini—Kyung Soo.

 

“Kau gadis pabo , kau itu tidak bisa memasak tapi kenapa memaksakan diri untuk memasak sih” ucapnya ketus. Kyung Soo melepas jaketnya , menaruhnya di atas sofa.

“Kau tunggu saja di meja makan” ucap Kyung Soo masih ketus.

Kyung Soo dengan segera mengobrak-abrik barang belanjaan In Ah. Ia mengambil ramen instan. Dengan segera ia memasak ramen instan itu.

 

Beberapa menit kemudian……..

 

“Huuaaa” gumam In Ah yang terkagum-kagum melihat masakan Kyung Soo, walau hanya ramen instan namun tetap terlihat lezat di mata In Ah. Entah mengapa jika Kyung Soo yang memasak, apapun itu pasti akan terlihat lezat.

“Ini” ucap Kyung Soo sambil menaruh ramen yang sudah jadi itu tepat dihadapan In Ah. Kyung Soo tersenyum sesaat melihat ekspresi In Ah yang nampak kelaparan.

Tanpa menunggu waktu lama , ramen yang baru saja di hidangkan Kyung Soo langsung berpindah ke perut In Ah yang hanya menyisakan mangkuk dan sumpit.

In Ah mengembangkan senyum bahagia karena perutnya kini kenyang terisi oleh makanan yang dibuat Kyung Soo. Kyung Soo kini menatap lekat gadis berparas cantik di hadapannya kini. Ia merasa bahwa In Ah kini berbeda, kini ia semakin cantik dan juga In Ah sukses membuat dadanya berdebar lebih kencang.

 

 

 

-oOo-

“Kyung Soo’ah kenapa menatap ku seperti itu ?” Tanya In Ah heran karena sedari tadi Kyung Soo hanya menatapnya terus tanpa mengedipkan mata sedikitpun. Itu membuat In Ah merasa sedikit gugup.

Kyung Soo terhenyak kemudian ia menatap In Ah dengan tatapan mata serius dan tegas. Tatapan yang sangat tepat mengenai manik mata In Ah.

 

 

“Jadi kenapa kau sangat sulit di hubungi akhir-akhir ini ?” Tanya Kyung Soo tegas. “Hmmmm……itu…itu karena” In Ah tidak bisa memberikan jawaban yang cocok untuk pertanyaan Kyung Soo itu. Entah mengapa saat berhadapan dengan Kyung Soo langsung, lidahnya terasa kelu dan otaknya berpikir lamban.

 

Eottokhe ? apa yang harus ku katakan padanya ? Mianhae Kyung Soo….aku berbohong pada mu, maafkan aku Tuhan….aku terpaksa berbohong jadi jangan hukum aku , karena aku berbohong demi kebaikan bukan kejahatan

 

Sorot mata Kyung Soo masih mengisyaratkan menuntut jawaban dari pertanyaannya tadi.

 

“Ehhhh ? AAhhh aku baru ingat….aku lupa mengganti kartu ponsel ku dengan kartu yang berlaku di Korea” ucap In Ah berbohong. “Lalu kenapa kau tidak mengabari ku , kalau kau akan kembali ke Korea ?” Tanya Kyung Soo lagi masih dengan sorotan mata menuntut penjelasan dari bibir mungil gadis yang ada di hadapannya. In Ah menunduk, ia tidak tahu harus mengatakan apa.

 

“Mianhae aku lupa” ucap In Ah memasang wajah polosnya. Kyung Soo lalu bediri dari tempat ia duduk tadi , kemudian ia mengambil jaket yang tadi diletakkan di sofa. Ia menatap tajam tepat di manik mata In Ah walau hanya sesaat. Dan hal itu membuat In Ah membeku. Ia membuka pintu apartemen In Ah… lalu pergi begitu saja tanpa bicara sepatah katapun lagi.

 

In Ah hanya mampu melihat tanpa bisa berbuat apapun.

 

Mianhae Kyung Soo……

Bisakah kau tunggu sebentar saja ?

Ini tidak akan lama , kumohon padamu untuk menunggu

 

 

 

 

“Jadi, kau tinggal di Korean sendirian ?” Tanya Lay pada In Ah. Ia mantap In Ah lurus. “Iya, aku di Korea sendirian” jawab In Ah masih sibuk dengan memperhatikan label harga yang terpasang. “Mungkin aku bisa menjadi teman mu di sini” Lay menawarkan diri pada In Ah. “Benarkah ?” In Ah meyakinkan. Mungkin saja ia salah dengar. Lay menjawab dengan anggukan yang mantap, In Ah langsung tersenyum sumringah. Kini ia mendapat teman baru. “Ne , dengan senang hati aku menjadi teman mu” ucap Lay meyakinkan sekali lagi lalu tersenyum kepada In Ah.

 

In Ah tidak sengaja bertemu dengan Lay di minimarket dekat apartement In Ah. Karena In Ah harus membeli keperluan untuk di rumah karena tadi di supermarket ada insiden—tertangkap Kyung Soo—yang harus membuatnya cepat-cepat pergi. Jadi ia terpaksa harus pergi ke mini market terdekat untuk belanja untuk persiapan dengan seadaanya dulu karena sudah malam.

 

“In Ah bagaimana kalau besok pagi kita olahraga bersama Biso ?” tawar Lay.

 

“Dengan senang hati oppa” ucap In Ah tersenyum ke arah Lay. In Ah baru menyadari bahwa Lay 2 tahun lebih tua darinya jadi mulai sekarang ia harus memanggil Lay dengan sebutan—oppa.

“Biso pasti senang sekali melihat mu besok” ucap Lay.

 

“Sepertinya Biso lebih menyukai ku” canda In Ah yang membuat Lay langsung tersenyum mendengar perkataan In Ah itu. “Karena kau sangat cantik , oleh sebab itu Biso menyukai mu” ucap Lay sedikit bercanda.

 

“Baiklah , akan ku tunggu kau jam 06.30 pagi. Jangan terlambat” ucap Lay lalu beranjak pergi ke kasir untuk membayar barang belanjaannya. Setelah selesai membayar , ia pun berbicara pelan mengatakan ‘ingat jangan terlambat’ yang di balas anggukan disertai dengan cengiran oleh In Ah. Setelah Lay sudah tidak tampak lagi. In Ah dengan segera mengambil apa-apa saja yang ia butuhkan dan membayarya ke kasir. Tentunya hampir semuanya makanan cepat saji sehingga ia tidak perlu repot-repot untuk memasak.

 

 

Nampak dari kejauhan ada orang yang memperhatikan In Ah yang sedari tadi ada di dalam minimarket…. wajahnya tertutup topi hitam yang ia gunakan.

 

 

 

 

-oOo-

 

“Akkhhh , eottokhe ? Kenapa aku tak bisa membuatnya ? Kau sungguh pabo In Ah!” ucap In Ah kesal pada dirinya. Ia heran kenapa ia tidak pernah becus dalam hal yang satu ini.

 

In Ah menarik nafas dalam-dalam , lalu menghembuskannya pelan-pelan. Ia berusaha untuk menenangkan diri. Ia merentangkan dirinya di sofa. Badan dan wajahnya kotor….ia juga lelah karena sudah berjam-jam mencobanya tapi belum ada hasil yang memuaskan.

 

Sampai akhirnya….. In Ah tertidur pulas di sofa karena merasa lelah.

 

 

 

 

 

-oOo-

“Ah! Kenapa aku tertidur sih ? Akkhhh…” ucap In Ah kesal. “Jam berapa ini ?” tanyanya lalu menoleh ke arah dinding. “Hahhh jam 06.55 ?” ucap In Ah tak percaya. Ia langsung bangun dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari noda-noda hasil percobaannya semalam yang menempel di baju dan wajahnya.

 

Dengan cepat ia sudah keluar dari kamar mandi, mengganti bajunya dan mengenakan  celana training dan juga jaket tentunya karena udara pagi lumayan dingin. Ia keluar dari apartemennya dengan langkah yang teburu-buru.

“Semoga saja Lay oppa tidak marah pada ku, karena aku sedikit terlambat” ucapa In Ah penuh harap.

 

 

 

 

“Oppa, mianhae aku terlambat” ucap In Ah mencoba megatur nafasnya karena tadi harus berlari menuju taman tempat mereka bertemu.

 

“Gwenchanna In Ah” ucap Lay lalu menyunggingkan senyumnya. “Guk….guk….” Biso menggonggong ke arah In Ah. “Biso maaf ya aku terlambat datang” ucap In Ah, lalu mengelus-elus kepala Biso.

 

“Baiklah ayo kita mulai jogging” ajak Lay.

 

“Hmmm.…” In Ah mengangguk semangat.

 

 

Setelah berolahraga ringan mereka memutuskan untuk sarapan di sebuah café yang sangat nyaman. Café yang tentunya saja memperbolehkan anjing peliharaan masuk.

 

Mereka sarapan sambil berbincang-bincang. Terkadang mereka juga tertawa bersama. Namun saat In Ah hendak mengambil tissu tidak sengaja ia menyenggol cangkir kopi yang ada di sebelahnya. Kopi itu tumpah. In Ah segera membersihkan tumpahan kopi itu , tapi ia terlihat panik. Lay yang melihat kejadian itu ikut membantu In Ah membersihkan tumpahan kopi itu. Ia mengambil serbet yang ada di depannya. In Ah pun juga hendak mengambil serbet itu.

 

 

GREEPP

 

 

Tangan Lay kini menggenggam tangan In Ah. Ia tidak sengaja melakukannya, In Ah-pun juga tidak sengaja. In Ah terkejut kemudian menatap Lay , Lay pun begitu hingga pandangan mata mereka saling beradu. Keduanya sama-sama diam masih dalam posisi seperti itu. Lay menatap manik mata In  Ah yang berwarna hitam pekat.

 

“Hatchiii…” In Ah pun bersin , karena hidungnya gatal. Lay langsung melepaskan genggaman tangannya itu. Wajahnya kini memerah. Ia mengambil serbet dan langsung membersihkan kopi yang tumpah itu. Untungnya kopi itu sudah di minum setengah oleh In Ah jadi tidak terlalu banyak yang tumpah.

 

“Mianhae oppa….aku ceroboh. Terimakasih” ucap In Ah malu. “Gwenchanna In Ah , apa kau sakit ?” tanya Lay penuh perhatian. “Ah ani , hidungku hanya gatal” ucap In Ah. Ia menggosok-gosok hidungnya hingga merah. Lay kemudian memegang tangan In Ah.

 

“Jangan digosok terlalu keras , hidung mu bisa berdarah” ucap Lay.

In Ah memandang Lay terharu dengan perhatian yang diberikan Lay padanya. Lay kemudian kembali membersihkan noda kopi yang masih ada di meja. Dengan segera In Ah mengambil serbet untuk ikut  membersihkan noda kopi yang ia tumpahkan tadi.

 

Setelah selesai mebersihkan noda kopi yang tumpah mereka kembali melanjutkan sarapan mereka.

Tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut In Ah. Ia Nampak sibuk dengan pikirannya. Lay menatap In Ah lekat, paras indah dan juga manis. Itu yang dipikirkan Lay.

 

Orang yang suatu saat memiliki mu pasti orang yang sangat beruntung…. Batin Lay

 

Setelah selesai makan, In Ah memberanikan diri bertanya pada Lay.

“Oppa , bisakah kau membantu ku ?” tanya In Ah dengan wajah yang menunjukkan sedikit keraguan. Lay tidak kuat melihat wajah In Ah yang sangat manis dimatanya itu. Tanpa pikir panjang lagi Lay menjawab “Ya, apa yang bisa ku lakukan untuk mu In Ah ?” ucap Lay.

 

In Ah menceritakan semua masalahnya. Dan Lay pun menggangguk-anggukkan kepalanya begitu mendengar cerita In Ah. Setelah In Ah menceritakan semuanya dan merasa sedikit lega karena sudah mengatakan semuanya pada Lay, ia segera pamit kepada Lay. Karena ia harus kembali melanjutkan misinya.

 

“Terimakasih banyak oppa , kau sangat menolongku” ucap In Ah pada Lay sambil tersenyum manis yang menawan. “Gwenchanna In Ah” Lay kemudian membalas senyum In Ah.

 

 

In Ah melambaikan tangannya sambil tersenyum manis, setidaknya kini ia bisa merasa lebih tenang. Karena ia mendapat bantuan dari seseorang.

 

“Biso….apa yang terjadi padaku ? Kenapa jantungku berdetak lebih kencang ya?” tanya Lay lalu memegang dadanya. “Guk! Guk! Guk!” balas Biso.

“Perasaan yang aneh…. Kau cemburu ya Biso ?” tanya Lay, lalu ia mengacak-ngacak bulu Biso.

 

 

 

 

 

-oOo-

[In Ah Pov]

 

“Akhirnya…..” ucapku. “Akhirnya ada malaikat juga yang Tuhan berikan untuk menolong ku” ucap ku senang seraya menatap langit biru dengan perasaan bahagia. Aku tidak menyangka Lay oppa mau membantu ku walau aku baru bertemu dengannya dan sering merepotkannya, tapi ia mau membantuku.

 

“Oppa , kau sangat baik sekali. Kau itu malaikatku” ucap ku sambil tersenyum.

 

“Siapa yang malaikat ?” ucap sebuah suara yang sangat ku kenal. Suara yang sangat amat ku rindukan. Suara milik Kyung Soo. Suara itu terdengar tajam di telingaku.

 

“Siapa yang kau katakan malaikat ?” tanyanya ketus pada ku. Wajahnya pun terlihat sangat tidak senang. Ia menatapku tajam. Dan tatapan tajamnya mangarah tepat di manik mataku. Tapi aku tidak bisa berlama-lama bertemu dengannya. Ada hal yang harus ku lakukan.

 

“Maaf Kyung Soo….” ucap ku padanya. Ia masih menatap ku tajam.

 

“Aku harus pergi sekarang. Aku masih harus mengurus suatu hal” aku memalingkan wajahku, berusaha lepas dari sorot matanya yang tajam.

 

Tapi ia tidak menanggapi senyuman ku , wajahnya menegang. Ia menatap ku bengis , seperti penuh dengan kebencian. Tatapannya itu membuat hati ku terasa diiris-iris. Ingin rasanya aku menangis karena tatapannya yang bengis itu.

 

“Maaf Kyung Soo , lain kali saja kita berbincangnya” mulai membelakanginya lalu pergi meninggalkannya. Aku tidak kuat menatapnya. Aku sudah tidak kuat menahan air mata ku. Air mata ku sudah di pelupuk mata dan siap untuk tumpah. Dengan segera aku pergi menjauhi Kyung Soo.

 

Mianhae Kyung Soo

Bersabarlah…..bersabarlah sebentar….

 

 

 

 

 

-oOo-

[Kyung Soo Pov]

 

Sial , pagi-pagi begini aku sudah melihat pemandangan yang tidak enak

Kenapa aku harus melihatnya sih ?

Apa kau sudah tidak menginginkan ku lagi

Apa aku berbuat salah ?

Sial !!! Kenapa ???!!!

 

“Kenapa ?” ucap ku parau.“Bahkan kau tak mau melihat ke arah ku” ucap ku lirih. Aku membalikkan badanku , menjauh…..semakin jauh….hingga akhirnya ia tidak terlihat lagi. Aku berjalan tak tentu arah, dengan langkah yang limbung. Pikiran ku kacau.

 

Sungguh……

Terasa sakit di sini

Batin ku seraya memegang dada ku yang terasa perih walau tak terlihat ada luka fisik.

 

 

 

-oOo-

 

[Normal Pov]

 

TING

TONG

TING

TONG

 

“Oppa! Kenapa lama sekali sih membuka pintunya ?” ucap In Ah.

“Kau itu sangat tidak sabaran sekali sih” ucap Lay.

“Ayo cepat mulai” ucap In Ah antusias. Ia tersenyum sumringah. In Ah terlihat sangat bahagia sekarang , ia juga terlihat sangat semangat dan tidak sabaran tentunya. “Masuklah cepat….sepertinya ia juga sudah tak sabar untuk memulainya” bisik Lay di telinga In Ah. In Ah tersipu malu mendengar ucapan Lay. Ia lalu masuk kedalam apartement Lay.

 

 

 

-oOo-

Pagi hari Kyung Soo Nampak sudah siap. Ia sudah terlihat rapi. Itu karena ia harus mengantar orang tuanya ke bandara. Orang tuanya ingin menghabiskan waktu liburan mereka dengan berlibur ke luar negeri. Sebenarnya Kyung Soo juga di ajak untuk ikut , namun ia lebih memilih tidak ikut.

“Kau hati-hati lah , baik-baik di rumah” ucap eomma Kyung Soo pada anaknya itu. Kyung Soo mengangguk , kemudian ia dipeluk oleh ibunya itu.

“Sudahlah , lagi pula kita hanya beberapa hari saja pergi berlibur” ucap appa Kyung Soo. Eomma Kyung Soo kemudian melepas pelukannya. Kyung Soo tersenyum ke arah eommanya, beginilah eommanya—terlalu berlebihan.

Kyung Soo melambaikan tangannya. Setelah kedua orangtuanya masuk ke dalam pesawat , Kyung Soo segera pergi ke apartement In Ah. Entah mengapa In Ah selalu ada muncul dalam pikirannya.

Kyung Soo berdiri di depan pintu apartement In Ah. Namun…

“Hahhh…” ucap In Ah kaget.

Begitu ia hendak keluar , dan membuka pintu apartementnya tapi tiba-tiba saja Kyung Soo sudah ada di depan pintu. Kyung Soo juga terlihat terkejut.

“Maaf Kyung Soo….aku harus pergi sekarang. Ada orang yang menungguku” ucap In Ah. Ia menutup pintu apartementnya dengan tergesa-gesa. Ia tidak ingin bertemu Kyung Soo dulu. Ia takut pertahanannya akan goyah. Dan semua yang selama ini di lakukannya akan sia-sia.

 

GREPP

 

Tangan Kyung Soo mengenggam tangan In Ah. In Ah tidak ingin melihat Kyung Soo. In Ah melepaskan genggaman tangan Kyung Soo dari tangannya. Ia kemudian berjalan tergesa-gesa.

Kyung Soo terpaku di tempat. Ia tidak menyangka In Ah akan bersikap seperti itu padanya. Ia masih terdiam.

 

Setelah merasa cukup jauh dari jangkauan mata Kyung Soo , In Ah membalikkan badannya. Ia menatap sendu.

“Bersabarlah….” Ucapnya lalu kembali berjalan cepat.

 

TING

 

TONG

 

Pintu apartemen itu langsung terbuka , karena si pemilik apartement itu sudah tau kebisaaan buruk dari tamunya itu—tidak sabaran.

“Oppa , kenapa lama sekali sih” ucap In Ah mempoutkan bibirnya.

“Kau itu , bibirmu mu nanti akan terus begitu, jika kau terlalu sering mengerucutkan bibirmu seperti itu” bisik Lay sedikit menjahili In Ah.

“Maaf oppa , aku hanya tidak sabar saja” ucap In Ah lalu menunjukkan cengirannya.

“Kajja , dia sudah menunggu mu dari tadi di dalam. Bahan-bahannya juga sudah siap” ucap Lay. Lalu mereka pun masuk ke dalam.

 

“Kenapa kau tak mengatakannya In Ah ?” ucap Kyung Soo. Ternyata ia diam-diam mengikuti In Ah dari belakang. In Ah tidak menyadari bahwa Kyung Soo mengikutinya.

“Kau tau bagaimana perasaan ku sekarang ?” ucap Kyung Soo lirih. Setelah beberapa saat terdiam , ia lalu pergi dari tempat itu. Pergi membawa perasaannya yang sakit. Ia tak tahu harus berbuat apa.

 

 

-oOo-

Malam hari…..

Kyung Soo Nampak sedang menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan di tengah keramaian kota Seoul. Ia berkeliling menikmati malam yang terasa berat baginya itu.

Namun saat ia hendak berhenti kedai minum , ia melihat seorang namja yang sepertinya ia kenal. Ia mulai mengingat-ingat siapa namja yang wajahnya terasa sangat familiar itu. Sampai akhirnya ia ingat, namja itu adalah namja yang belakangan ini bersama In Ah. Hatinya panas. Ia melihat namja itu bersama seorang yeoja. Yang pasti itu bukan In Ah. Terlihat dari sorot mata namja itu , bahwa yeoja yang ada di depannya itu adalah miliknya seorang.

 

“In Ah pabo ! Bagaimana bisa kau sedekat itu dengan pria yang ternyata sudah memiliki seorang pacar ?!” ucap Kyung Soo marah. Lalu ia pergi meninggalkan kedai itu. Ia lebih memilih pulang ke rumah. Memikirkan bagaimana bodohnya In Ah, mendekati pria yang telah memiliki kekasih.

“Besok aku harus menemui In Ah! Dasar pabo!” ucap Kyung Soo kesal. Ia masih belum rela In Ah jatuh ke pelukan orang lain. Apalagi orang itu telah memiliki kekasih. Sudah ia putuskan untuk memperjuangkan In Ah. Jika perlu membuat In Ah agar tidak melirik pria lain selain dirinya. Ya! Ia sudah memutuskannya.

 

 

 

-oOo-

 

Keesokan harinya…..

 

TING

 

TONG

 

TING

 

TONG

 

“In Ah! Kau ada di dalam ? Buka pintunya!” ucap Kyung Soo tidak sabaran.

In Ah yang masih tertidur lelap , tiba-tiba ia terbangun dari tidurnya karena mendengar suara bel pintu yang sepertinya tidak sabaran. Ia mengenali suara itu. Suara milik Kyung Soo.

“In Ah kau di dalam ? Ku mohon buka pintunya!” Kyung Soo mulai mengetuk pintu aprtemen In Ah dengan kasar. Ia sepertinya sudah tidak peduli lagi dengan pandangan negative dari orang-orang yang melintas di sekitar sana.

“Eottokhe ? Aduh kenapa Kyung Soo harus kesini sih ? Tidak mungkin aku membukakan pintu. Ini semua akan sia-sia” ucap In Ah panik. Ia mengacak-acak kasar rambutnya, sehingga rambutnya yang panjang itu kusut.

Ia melihat Kyung Soo melalui interkom. Kyung Soo masih menunggu di depan. In Ah mengambil ponselnya lalu mulai mengetik sebuah pesan

 

 

To : Kyung Soo pabo!

 

Kyung Soo maaf , aku tidak ingin bertemu dengan siapapun sekarang

Tolong jangan menggangguku dulu

 

Status : sending

 

 

Setelah setengah jam berlalu, In Ah kembali melihat keadaan di luar melalui interkomnya. “Fiuhhh….untung saja” ucapnya lega. Namun baru saja ia berkata begitu , ponselnya bergetar.

 

DDRRRTTT

 

DDRRRTTT

 

Ia menatap layar ponselnya , Nampak ada panggilan masuk yang bertuliskan Kyung Soo pabo!

In Ah , menatap ponselnya. Lalu ia mematikan ponselnya, lalu melepas baterai ponselnya. In Ah kemudian menuju kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.

 

 

-oOo-

“Jangan harap aku akan menyerah begitu saja” ucap Kyung Soo tegas. Ia memencet tombol hijau di layar ponselnya. Terdengar nada terputus.

“Kenapa kau matikan ponsel mu ?” desah Kyung Soo. Ia kemudian pergi dari apartement In Ah dengan langkah gontai. “Kau bahkan tidak ingin bertemu dengan ku….” Ucap Kyung Soo dengan tatapan terluka. Ia berjalan pulang menuju rumah dengan perasaan yang tak menentu akibat perlakuan gadis yang ia cintai itu.

“Aku akan kembali lagi, untuk membuka matamu! Aiiisshhh… Pabo!”

 

 

 

-oOo-

 

Tengah malam…..

 

“Ok persiapan sudah siap !” seru In Ah girang. Ia sudah berhari-hari menyiapkan semuanya. Bahkan ia harus rela menahan perasaanna. Menahan krinduannya terhadap pria yang bernama Do Kyung Soo itu.Ia memeriksa kembali semuanya. Ia memeriksa dengan teliti.

“OK ! Let’s do it !” ucapnya kemudian terkekeh sendiri.

 

 

 

-oOo-

 

Malam ini Kyung Soo tidak bisa memejamkan matanya. Pikirannya masih terganggu dengan perasaannya. Perasaanya yang membuatnya berpikir rumit, perasaan yang sangat terasa sakit. Ia bangun dari posisi tidurnya tadi lalu mengambil ponselnya. Menatap layar ponselnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Ia bangun , kemudian mengganti pakaiannya.

Kyung Soo saat ini sedang ingin berjalan-jalan walaupun di tengah malam begini. Ia menutup pintu rumahnya. Namun…..

 

DDRRRTTT

 

DDRRRTTT

 

 

Sebuah pesan masuk….ia heran kenapa tengah malam begini ada pesan yang masuk. Ia membuka pesan itu.

 

 

From : In Ah pabo!

 

Kyung Soo tolong aku!

Sesuatu yang buruk telah terjadi pada ku!

 

Status : reading

 

 

Setelah membaca pesan itu , Kyung Soo langsung berlari. Berlari secepat mungkin, secepat yang ia bisa. Sebelum sesuatu yang lebih buruk terjadi pada In Ah.

Kenapa pintunya terbuka ? sesuatu yang buruk pasti telah terjadi

Kyung Soo masuk ke dalam apartement In Ah. Kyung Soo masuk ke dalam apartemen In Ah. Ia meningkatkan kewaspadaan dirinya.

Lampunya juga padam

Kyung Soo kemudian menutup pintu. Ia kemudian berjalan dengan hati-hati. Seingatnya In Ah sangat takut dengan kegelapan. Ia menggunakan ponselnya untuk penerangan.

“In Ah ! Kau di mana ?” ucap Kyung Soo sedikit berteriak. Perasaannya semakin tidak enak.

 

SREEKKK

SREEKKK

SREEKKK

 

Kyung Soo mendengar suara aneh. Ia takut hal buruk benar-benar terjadi menimpa In Ah. “In Ah! Kau di mana ? Apa kau terluka ?” ucap Kyung Soo lagi. Ia sangat khawatir terhadap In Ah. Jika terjadi apa-apa pada In Ah ia tidak akan mampu memaafkan dirinya. Karena ia tidak becus menjaga In Ah. Dan juga ia tidak bisa menepati janjinya pada seseorang di sana.

 

PLETAK

 

Lampu tiba-tiba menyala menerangi ruangan. Kertas berwarna-warni berjatuhan dengan indahnya di kepala Kyung Soo.

“Saengil chukka hamnida~ saengil chukka hamnida~ saengil chukka uri Kyung Soo~ saeingil chukka hamnida” In Ah tiba-tiba muncul sambil bernyanyi riang tak lupa dengan senyum khas di kedua sudut bibirnya.

“Yaaaa! Pabo , saengil chukka” teriak In Ah. In Ah nampak senang karena akhirnya ia bisa memberikan kejutan pada pria yang sangat berharga dalam hidupnya itu. Karena selalu Kyung Soo yang memberikannya kejutan, kini ia ingin membalas dengan memberikan kejutan pada Kyung Soo.

Kyung Soo lupa bahwa hari ini berulang tahun. Pikirannya terlalu rumit, sehingga ia bahkan tidak mengingat hari kelahirannya itu.

 

Kyung Soo menatap In Ah. Ia menatap In Ah tajam tepat di manik mata In Ah yang berwarna hitam pekat itu. In Ah bingung. Ia tidak tahu harus bagaimana, karena bukan reaksi ini yang ia harapkan dari Kyung Soo-nya itu.

 

“Apa maksud semua ini ?” geram Kyung Soo. Ia menatap In Ah dengan tatapan menusuk. Tepat menusuk hati In Ah sehingga menimbulkan rasa perih, walau hanya sedikit. “Aku….aku hanya ingin memeberi mu kejutan” ucap In Ah takut-takut seraya menundukkan kepalanya. Ia tidak berani memandang Kyung Soo yang sedang menatapnya tajam.

 

“Kau tau , kau telah melakukan perbuatan yang salah!” teriak Kyung Soo pada In Ah. In Ah benar-benar bingung sekaligus takut. Air matanya sudah hampir mengalir , namun berusaha mati-matian ia tahan. Ia tidak ingin hari spesial Kyung Soo hancur karena air matanya.

 

“Apa kau tau apa yang telah kau perbuat ?” bentak Kyung Soo. In Ah tersentak dengan bentakan Kyung Soo itu. Tiba-tiba saja air matanya mengalir begitu saja. Ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Ia merasa sesak.

 

Ia berjalan menuju arah balkon apartementnya, ia mencoba menghilangkan rasa sesak di dadanya. Namun tidak bisa. Ia juga mencoba menahan air matanya agar tidak keluar lagi. Namun itu sia-sia. Air matanya terus menyeruak keluar, bahkan—semakin deras mengalir.

 

Kyung Soo kemudian berjalan mendekati In Ah ke arah balkon. Ia masih menatap In Ah dengan tatapan tajam. Namun……

 

Kyung Soo merengkuh In Ah dalam dekapannya. In Ah terkejut, ia sungguh tidak bisa menebak namja yang kini mendekapnya hangat itu. Dari dulu hingga sekarang Kyung Soo sangat sudah di tebak. In Ah bahkan tidak bisa mengerti maksud dari perlakuan Kyung Soo padanya.

 

Kemudian ia mengecup lembut bibir In Ah. Tangis In Ah berhenti , digantikan dengan keterkejutannya yang semakin. Dengan apa yang baru di lakukan Kyung Soo tadi.

 

Kyung Soo kini menatap In Ah yang masih ada dalam pelukannya. “Kau tau, kau gadis terbodoh yang pernah ku kenal” ucap Kyung Soo masih menatap In Ah dengan tatapan tajamnya.

 

“Pertama , kau pulang ke Korea tidak mengabari ku” In Ah hanya diam.

 

“Kedua , kau menjauhi ku. Menganggap aku ini bukan siapa-siapa bagimu”

 

“Ketiga , kau membuat ku gila karena hal pertama dan kedua tadi”

 

“Keempat , kau tiba-tiba mengabariku bahwa kau dalam situasi yang berbahaya”

 

“Kelima , kau membuat ku mati ketakutan karena takut kehilangan mu. Namun….kau muncul tiba-tiba dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk ku”

 

“Dan kelima kesalahan tadi, harus kau tebus” desis Kyung Soo tajam di telinga In Ah. Tubuh In Ah menegang. Ia tidak bisa menebak apa yang akan terjadi padanya. Seakan-akan ia membeku karena sesisan tajam yang keluar dari mulut Kyung Soo itu.

 

Dengan ganas Kyung Soo melumat bibir In Ah. In Ah tidak mampu berbuat banyak , ia hanya mampu memejamkan matanya. Tanpa sungkan Kyung Soo dengan sadis melumat bibir gadisnya itu. Ia menumpahkan kekesalannya, kerinduannya pada gadis bodoh yang bernama In Ah ini. Ia ingin membalas dendam pada gadis yang telah membuatnya tidak keruan. Gadis yang hanya dengan mengabaikannya, sudah membuat hatinya merasa sakit. Sampai akhirnya  Kyung Soo melepaskan bibirnya yang menempel dari bibir In Ah. Kemudian ia menatap In Ah dengan tatapan evilnya. Tatapan evil yang sangat dalam dan tajam. In Ah-pun hanya mampu menatap Kyung Soo diam.

 

“In Ah pabo!” ucap Kyung Soo nanar. In Ah menatap Kyung Soo dalam. Ia tersenyum pada Kyung Soo.

 

“Kau tahu, aku sudah berjanji pada ibumu yang ada di surga untuk menjaga mu. Jadi jangan pernah buat aku mengingkari janji ku itu” ucap Kyung Soo tajam. Ia lalu tersenyum menatap gadis yang masih dalam dekapan hangatnya. Gadis yang akan ia lindungi, gadis yang hanya boleh menjadi milliknya dan tidak seorangpun boleh mengambilnya atau merebutnya. Tak seorangpun!

 

In Ah menyadari sesuatu, ia segera menarik Kyung Soo masuk menuju ruang tengah. Betapa terkejutnya Kyung Soo dengan apa yang ada di atas meja. Kue tart yang bentuknya tidak terlalu sempurna, namun menunjukkan betapa tulusnya orang itu membuatnya. Betapa kerasnya orang itu berusaha untuk membuatnya. Betapa sabarnya orang itu belajar untuk membut kue walau bentuknya tidak sempurna. In Ah…rela melakukan itu semua demi dirinya. Demi Kyung Soo.  In Ah tersenyum seraya memaksa Kyung Soo duduk di tengah sofa.

 

“Make a wish” ucap In Ah semangat  kemudian menyalakan lilin yang telah ia pasang di tengah kue tart itu.

 

Kyung Soo memejamkan mata, membuat sebuah harapan dalam hatinya. Ia lalu membuka matanya dan meniup lilin itu hingga mati. In Ah pun bertepuk tangan setelah lilin itu padam saat Kyung Soo meniupnya.

 

“Ayo potong kuenya. Aku sudah susah payah membuat ini” ucap In Ah. “Jadi kau yang membuat semua ini ?” meyakinkan dirinya sekali lagi, bahwa ini kenyataan. Bahwa ternyata In Ah sangat mencintai dirinya, hingga ia rela membuat ini semua. Menyiapkan ini semua. Hanya untuknya seorang.

 

“Kau jangan meremehkan ku Kyung Soo” ucap In Ah membanggakan diri.

 

“Waaa….yeoja chingu ku ini hebat!” ucap Kyung Soo sambil mencubit pipi In Ah dengan gemas. Hingga pipi In Ah memerah karena dicubit.

 

“Tapi apa rasanya seenak penampilannya?” tanya Kyung Soo tidak yakin dengan rasa dari kue yang In Ah buat. Sebenarnya buka tidak yakin, ia ingin sekali menggoda In Ah, karena In Ah berhasil membuat pikiran dan hatinya kalut.

 

“Kau bisa coba, ini” ucap In Ah menyerahkan pisau untuk memotong kue, piring dan juga sendok kecil. Kyung Soo mengambil pisau dan juga piring dari tangan In Ah. Ia memotong kue itu, dan ia meletakkan potongan kue tadi di piring yang ia pegang. Ia mengambil sendok , dan mulai meyendok potongan kue itu dengan pelan-pelan. Ia melahapnya, namun tiba-tiba—hening.

 

In Ah menatap Kyung Soo penasaran. Kyung Soo masih terus mengunyah, sepertinya ia sangat menikmati setiap kunyahan. In Ah menatap Kyung Soo dengan tatapan harap-harap cemas.

“Bagaimana ?” tanya In Ah.

 

Kyung Soo hanya diam, ia tidak memberikan komentar apapun. In Ah kemudian menunduk kecewa, sangat jelas dari sorot matanya.“Kau ingin tau rasanya bagaimana ?” tanya Kyung Soo kemudian. In Ah hanya memandang Kyung Soo. Kyung Soo memegang dagu In Ah dan mencium lembut bibir In Ah. In Ah hanya menatap tak mengerti.

 

Kyung Soo menyunggingkan senyum. Senyum yang sangat di rindukan oleh In Ah. Senyum yang sangat ia sukai. Senyum yang hanya milik Kyung Soo. Senyum hangat yang sangat amat ia cintai. “Rasanya sangat enak” ucap Kyung Soo. “Kau bisa merasakannya sendiri kan ?” ucap Kyung Soo. In Ah pun menjilati bibirnya, yang ternyata akibat kecupan singkat Kyung Soo tadi ada sedikit cream yang menempel di bibirnya. Kemudian In Ah tersenyum senang.

 

“Kau harus menghabiskan ini semua” ucap In Ah terseyum licik. “Yaaaaa….dari mana kau belajar senyum licik seperti itu ?” tanya Kyung Soo heran.

 

“Dari mu” ucap In Ah lalu memeluk Kyung Soo. “Happy Birthday my Kyung Soo. You always be my pabo!” bisik In Ah lembut di telinga Kyung Soo. Kyung Soo yang mendengar hal tersebut tersenyum senang.

Walau dalam hati ia menyesal karena sempat tidak mempercayai In Ah. Tapi kini ia sangat mempercayai hati In Ah. Hati In Ah hanya untuknya seorang, bukan yang lain.

 

 

 

-oOo-

 

Di sebuah café di tengah kota Seoul

 

“Kyung Soo perkenalkan ini Lay oppa. Oppa ini Kyung Soo” ucap In Ah memperkenalkan Kyung Soo dengan Lay, begitupun sebaliknya.

“Senang bertemu dengan mu Kyung Soo” ucap Lay.

“Aku juga” ucap Kyung Soo.

“In Ah, bagaimana ?” tanya Lay berbisik di telinga In Ah. In Ah tersenyum ke arah Lay. “Sukses” ucap In Ah sambil berbisik juga ke arah Lay. Kyung Soo yang melihat In Ah dekat dengan Lay, merasa tidak suka. Ia menarik lengan In Ah, agar In Ah ada di dekat Kyung Soo. Kyung Soo kurang menyukai Lay.

“Pabo! Apa kau cemburu?” goda In Ah pada Kyung Soo. Kyung Soo malah menatap In Ah tajam. In Ah hanya tersenyum penuh kemenangan.

“Maaf aku terlambat” ucap seorang yeoja tiba-tiba. Ia berparas menarik, rambutnya tergerai dan sedikit bergelombang.

“Annyeong! Kim Han Ji imnida” ucap yeoja itu. Kyung Soo sedikir tersentak. Ia ingat sekarang , yeoja itu yang bersama Lay di kedai minum.

“Ia adalah yeoja chingu ku” ucap Lay lalu tersenyum ke arah Han Ji.

 

Lay, Hanji, dan In Ah tentunya sibuk meneceritakan bagaiman mereka bisa saling bertemu. Kemudian menjadi akbrab. Bagaimana usaha In Ah untuk membuat kue namun selalu berakhir dengan kegagalan. Tapi akhirnya Lay memperkenalkan pacarnya, yang ternyata sangat pintar memasak. Berbanding terbalik dengan In Ah. Dan sebab itulah selama beberapa hari In Ah sering pergi ke apartemen Lay untuk privat memasak. Tentunya ia di dalam apartemen Lay bersama Han JI. Tidak seperti yang selama ini Kyung Soo kira. In Ah terlihat sangat akrab dengan Lay, mereka terlihat tertawa bersama. Bahkan saking akrabnya Kyung Soo merasa tersisihkan.

 

“Aku permisi ke toilet dulu” ucap In Ah. Ia lalu berjalan menuju arah toilet. Selang beberapa waktu Kyung Soo-pun permisi pada Lay dan Han Ji untuk ke toilet juga. Lay dan Han Ji yang melihat tingkah In Ah dan Kyung Soo hanya mampu tersenyum karena mereka berdua. Pasangan yang unik.

 

Kyung Soo menunggu di depan toilet wanita, ia bersandar dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Beberapa menit kemudian In Ah keluar dari toilet. Kyung Soo langsung memegang tangan In Ah. Ia menarik In Ah ke tempat yang sepi.

 

“Aku tidak mau kau terlalu dekat dengan Lay” ucap Kyung Soo ketus. In Ah tersenyum nakal. Bagaimana tidak wajah namja yang ada di depannya kini telah memerah. Wajah Kyung Soo bersemu. Hal yang amat langka dilihat oleh In Ah.

 

“Pabo!” Kyung Soo kemudian menatap In Ah begitu mendengar ucapan In Ah tadi.

 

“Are you jelous ?” tanya In Ah sedikit menggoda Kyung Soo. Kyung Soo lalu memalingkan wajahnya. Ia nampak malu dengan apa yang barusan di ucapkan oleh In Ah.

 

In Ah semakin mendekati Kyung Soo. Lalu ia berbisik di dekat telinga Kyung Soo.

 

“Aku senang kau cemburu karena aku dekat dengan namja lain. Pabo! Saranghae” ucap In Ah tersenyum ke arah namja chingunya itu.

 

Kyung Soo-pun tersenyum. Ia senang mendengar apa yang barusan dikatakn oleh In Ah. Jadi dugaannya selama ini, rasa sakit yang ia alami selama ini hanyalah kesalah pahaman saja.

 

“In Ah pabo! Saranghae” ucap Kyung Soo. Dan mereka berdua pun tertawa bersama.

 

Aku sudah jatuh cinta padamu dalam hatiku

Hanya kaulah segalanya bagiku, surgaku

Berjanjilah bahwa kau hanya akan melihat ku

Hanya mencintaiku

The End

 

 

 

Huuuaaaahhhhh~ akhirnya selesai juga. Kalian liat kata-kata the end itu ?!? *author mulai histeris* #abaikan Hehehehehehehehehehe *senyum evil* kalo udah selesai gini bisaanya sih author cerewet ngasi tau para readers buat ngasi komentar tentang ff yang barusan di baca.

Author sedang butuh kritikan pedas dari kalian nih untuk membenahi cara penulisan author yang menurut author sangat kurang…eittsss tenang author gak akan marah kok, justru seneng banget kalo kalian mau jujur 😀 Justru author akan kecewa berat kalo kalian tidak meninggalkan komentar apapun.

So leave your comment! OK !!!

Cup cup muach deh buat para reader

Sutomo* buat para reader di ff author yang berikutnya !!

*sutomo = see you tomorrow

HARGAI KARYA ANAK BANGSA !!

 

21 thoughts on “| Sequel | Pabo! Are you jelous ?

  1. Waaah.. 😀 Baru kemarin aku baca yang Pabo! Saranghae, besoknya dah ada sequel nya (´▽`ʃƪ) Penulisanya eonni dah bagus kok.. Yg part Lay, In Ah sm Biso mainan itu bs di imajinasiin dgn baik 🙂 Aku nunggu karya” eonn yang lain :mrgreen:

    • Gomawo saeng komentarnya~ eonni seneng banget 😉 karna komentar mu eonni makin semangat buat ff
      Sudah meninggalkan jejak kah di ff sebelumnya ?

      Hahahahaha keburuntungan sedang berpihak pada mu #abaikan
      Syukur deh ^^ ok keep waiting ya (^-^)9

  2. Seruuu thor jjang hehe,aku pertamanya penasaran kenapa in ah nyembunyiin sesuatu ternyata mau bikin kejutan seruuu thor aku senyum senyum sendiri pas baca d.o nya cemburu hehe

  3. Akhirnya di munculin Sequelnya..
    pertama yang Pabo! Saranghae aku baca di EXO FanFiction
    udah Protes minta Sequel disitu kok nggak keluar juga Sequelnya
    ya Udah Search Google eehh Nemu ini 😀
    Kalo bisa nihh ya Thorr buatin Sequel lagi 😀 Ampe Nikah kek gitu eheheheh 😀
    tapi demi apa ya Thorr..ini Sweet banget

    • hehehe iya author inget kok komen mu yg minta sequel
      gomawo udah mau ngubek2 di google ^^ mian kalo sequelnya kelamaan >_<
      sequel lagi ? O_o makasi sarannya ya~ tapi author kan belom nikah sma Dio, author baru pacaran sma Dio jadi gak tau gimana kehidupan orang nikah *abaikan*..tapi author pikir2 dulu ya
      Gomawo chingu~^^

  4. Daebak!#ngacungin4jempol
    Lanjutkan!!*ala pak sby
    Hwaiting thorrrr
    Abis baca nih ff jd kayak orang gila senyum senyum diri
    bikin ff suho dong thor ape uri happy virus ama si magnae gitu,genrenya juga bikin yg romance comedy ato school life…peliss..thor..#reader banyak bacot tendang aja~(-_-~)

Leave a reply to jewelfishy shiners Cancel reply